Bab 2 Laporan petrologi itm
BAB
II
BATUAN
BEKU
2.1. Tinjauan Umum Batuan Beku
Batuan beku adalah merupakan kumpulan mineral-mineral
silikat dari hasil penghabluran magma yang mendingin. (W.T. Huang, 1962). Penggolongan
batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama yaitu berdasarkan
genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan berdasarkan
susunan mineralnya. Pembagian yang berdasarkan genetik atau tempat terjadinya
dari batuan beku dapat dibagi atas batuan ekstrusi dan batuan intrusi.
Batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang
dikeluarkan kepermukaan bumi baik di daratan maupun di bawah permukaan laut
material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat atau suatu larutan
yang kental dan panas yang disebut lava. Magma yang mencapai permukaan bumi
melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin
dengan cepat dan membeku menjadi batuan beku luar.
Keluarnya magma dipermukaan bumi melalui rekahan dinamakan erupsi linear (fissure eruption), pada umumnya magma basaltic yang vikositasnya rendah, sehingga dapat mengalir disekitar rekahan, menjadi hamparan lava basalt.
Keluarnya magma dipermukaan bumi melalui rekahan dinamakan erupsi linear (fissure eruption), pada umumnya magma basaltic yang vikositasnya rendah, sehingga dapat mengalir disekitar rekahan, menjadi hamparan lava basalt.
Sedangkan yang keluar melalui lubang kepundan dinamakan
erupsi sentral.
Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik, atau rempah gunung api. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung dari komposisi magmagnya dan tempat atau lingkungannya dimana pembekuan terjadi, apabila membeku dalam permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), sesuai dengan namanya bentuknya mirip dengan bantal.
Magma dapat mengalir melalui lereng, sebagai aliran lava atau tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik, atau rempah gunung api. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung dari komposisi magmagnya dan tempat atau lingkungannya dimana pembekuan terjadi, apabila membeku dalam permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), sesuai dengan namanya bentuknya mirip dengan bantal.
Batuan intrusi adalah batuan hasil pendinginan magma
yang menerobos kepermukaan bumi, berbeda dengan kegiatan batuan ekstrusi
pendinginannya sangat lamban (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan
munculnya kristal yang besar dan sempurna menjadi tubuh batuan intrusive. Tubuh batuan beku dalam
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, karena magma dapat menguak batuan di
sekitarnya atau menerobos melalui rekahan.
Tiga prinsip dari tipe
bentuk intrusi batuan beku berdasarkan bentuk dasar dan geometri adalah :
• Bentuk yang tidak beraturan pada umunya berbentuk diskordan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan (batholit dan stock).
• Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda yaitu yang mempunyai bentuk diskordan (dike) dan yang berbentuk konkordan (silt dan lakolit).
• Tipe ketiga dari tubuh intrusi relatif memiliki tubuh yang kecil. Bentuk khas dari grup ini adalah intrusi silinder atau pipa, sebagian besar sisa dari korok gunung api (vulcanic neck).
2.2. Proses Pembentukan Batuan Beku
Bagian
luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang
dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu
sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3
jenis golongan. Mereka adalah:
·
Batuan beku (igneous rocks),
·
Batuan sediment (sedimentary rocks),
·
Batuan metamorfosa
atau malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi
penyusunnya dan berbeda pula proses terbentuknya.
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah
batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat
pembekuan dari magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan
lagi menjadi
1. Batuan beku Plutonik
Batuan beku plutonik, adalah batuan beku yang mendingin
di bawah permukaan bumi. Sehingga memiliki terktur mineral yang besar berukuran
lebih dari 1 mm.
2. Batuan beku Vulkanik
Batuan beku vulkanik adalah batuan beku yang mendingin
di permukaan bumi yang memiliki tertur mineral yang kecil kecil kurang dari 1
mm
Batuan beku adalah jenis batuan yang
terbentuk dari proses pendinginan magma gunung berapi yang mengeras dengan atau
tanpa proses kritalisasi yang berada bawah permukaan bumi yang disebut sebagai
batuan instrusif ataupun di atas permukaan bumi disebut sebagai batuan
ekstrutif. igneus (dibaca ignis)
adalah bahasa latin dari batuan beku yang
berati api.
Gambar 2.1. Proses
pembentukan batuan
Batuan beku instrusif (biasa disebut
instrusi atau plutonik) adalah batuan beku yang berubah menjadi kristal dari
sebuah lelehan magma dibawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah
sebelum mereka mencapai permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto diambil dari nama Dewa Romawi
dunia bawah tanah. Sedangkan batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang
terjadi pada proses
Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan dapat terjadi karena salah satu dari proses-proses
berikut ini :
·
Penurunan
tekanan
·
Kenaikan
temperatur
·
Perubahan
komposisi
Terdapat 700 lebih tipe batuan beku
telah berhasil dideskripsikan, dan sebagian besar batuan beku tersebut
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Beberapa ahli geologis seperti Turner dan
Verhoogen tahun 1960, F.F Groun Tahun
1947, Takeda Tahun 1970, mendefenisikan magma sebagai cairan silikat kental pijar yang
terbentuk secara alami, memiliki temperatur yang sangat tinggi yaitu antara
1.500 sampai dengan 2.500 derajat celcius
serta memiliki sifat yang dapat bergerak dan terletak di kerak bumi bagian
bawah. Dalam magma teredapat bahan-bahan yang terlarut di dalamnya yang
bersifat volatile atau gas (antara
lain air, co2, chlorine, fluorine, iro, sulphur
dan bahan lainnya) yang magma dapat bergerak, dan non-volatile atau non gas yang merupakan pembentuk mineral
yang umumnya terdapat pada batuan beku. Dalam perjalanan menuju bumi magma
mengalami penurunan suhu, sehingga mineral-mineral pun akan terbentuk.
Peristiwa ini disebut dengan peristiwa
2.3. Bentuk Batuan Beku
Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak
bumi (15km) tetapi jumlahnya yang besar tersebut sering tidak tampak karena
tertutupilapisan yang relatif tipis dari batuan sedimen dan metamorf. Batuan
beku merupakan hasil kristalisasi magma, cairan silika yang mengkristal atau
membeku di dalam daan di permukaan bumi. Temperatur yang tinggi dari magma
(900°C – 1000°C) memberikan suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian
yang dalam dari bumi. Semua material gunung berapi yang dikeluarkan ke
permukaan bumi akan mendingin dengan cepat, sedang proses pembantukan batuan
beku yang terjadi di bawah permukaan bumi berlangsung lama. Dalam suatu magma
yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan Fe maka mineral dengan titik beku
tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan mengkristal pertama kemudian
diikutioleh Fe-olivin (fayelite). Pada magma yang kaya akan komponen
plagioklas, maka anortit akan megkristal dahulu kemudian
didikuti yang lainnnya sampai albit. Kristalisasi semacam ini terjadi akibat
reaksi menerus yang terjadi pada kesetimbangan antara cairan dan endapan
kristal sebagai fungsi turunan temperatur (Subroto, 1984).
v Klasifikasi Batuan Beku
Berdasarkan Genesanya
Klasifikasi
batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat terbentuknya. Batuan beku
berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi:
1.
Batuan beku dalam
atau Intrusif (membeku dibawah permukaan).
Magma yang membeku di
bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan
tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive.
Tubuh batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung
pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan
di sekitarnya atau menerobos melalui rekahan-rekahan pada batuan di
sekelilingnya. Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di
sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya seperti berikut :
Ø Batholite
merupakan
tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak
beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolite merupakan kumpulan massa dari
sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini
mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholite.
Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa
tebal batholit antara 20-30 km. Batholite
tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolite.
Karena besarnya, batholite dapat
mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan
ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses
lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang
menutupinya. Proses ini dinamakan stoping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga
mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut
dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma.
Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.
![]() |
Gambar 2.2 Gambar Batholit
Ø Stock
seperti
batolit, bentuknya tidak beraturan
dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
![]() |
Gambar 2.3
Gambar Stock
Ø Dyke
Disebut juga gang, merupakan salah satu badan
intrusi yang dibandingkan dengan batholit,
berdimensi kecil. Bentuknya tabbular,
sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan)
batuan yang diterobosnya.
![]() |
Gambar
2.4 Gambar Dyke
Ø Jenjang Volkanik
Adalah
pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian
setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang
bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
![]() |
Gambar
2.5 Gambar Jenjang Vulkanik
Bentuk-bentuk
yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah
sill, lakolit dan lopolit.
Ø Sill
Adalah
intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang
diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
![]() |
Gambar
2.6 Gambar sill
Ø Lakolit
Sejenis
dengan sill. Yang membedakan adalah
bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke
atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik
oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di
permukaan.

Gambar
2.7 Gambar Lakolit
Ø Lopolit
Bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
![]() |
Gambar
2.8 Gambar Lapolit
Batuan
beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis
batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral
pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam
kelompok batuan beku fanerik.
2.
Batuan Beku luar
atau Ekstrusif (memebeku di permukaaan).
Magma yang mencapai
permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai
erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya
magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis
yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi
hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui
lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir
melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas
sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung pada komposisi magmanya dan
tempat terbentuknya. Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah
lava bantal (pillow lava), dinamakan
demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan
beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku
afanitik.
Komentar
Posting Komentar