Dataran Pantai Morfologi
DATARAN PANTAI
Pantai adalah tempat akumulasi sementara bahan rombakan sepanjang dan pada daerah kikisan
gelombang (wave cut). Pantai yang termasuk dalam satuan
geomorfologi orde 2 merupakan bagian dari dataran pantai. Dalam beberapa
keadaan geologi yang khusus, pantai bisa merupakan bagian dari pegunungan yang
tenggelam ke laut.
Faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap pembentukan model pantai adalah gelombang (wave) dan arus (current). Gelombang pasang surut (tides) pengaruhnya. Dataran pantai adalah suatu tempat dimana
interaksi antara lautan dan daratan terjadi. Gelombang laut yang menerpa pantai
akan memberikan energi baik berupa energi kinetik maupun energi panas. Daratan
memberikan respon terhadap energi yang datang berupa berubahnya bentuk pantai.
Jika daratan memberikan material ke laut maka laut pun akan memberikan respon
yaitu berubahnya besar dan arah gelombang datang. Perubahan bentuk pantai baik
akibat pengaruh dari laut ke darat ataupun dari darat ke laut berupa
sedimentasi dan erosi. Proses utama perubahan morfologi pantai diakibatkan oleh
gelombang, dinamika gelombang laut. Selain
transfer energi maka gelombang akan memberikan transfer massa berupa arus dipantai. dinamika pantai yaitu
gelombang dan pasang surut maka penyusun pantai yaitu sedimen. Sedimen adalah
rekaman alamiah proses dinamika yang terjadi di pantai. Dengan mempelajari
sedimennya maka kita dapat merunut proses dinamika apa saja yang terjadi pada
pantai tersebut. Klasifikasi pantai ditentukan oleh jenis sedimennya. salah
satu jenis pantai yang tersusun atas sedimen berupa pasir. Pantai dengan bentuk
semacam ini dinamakan beach. Seperti
arus sejajar pantai, arus tegak lurus pantai, perpindahan sedimen serta
perubahan garis pantai akan dibahas secara mendalam. Pantai jenis beach mempunyai gaya pengerak lain
disamping gelombang dan pasang surut yaitu angin. Perubahan morfologi akibat
angin akan membentuk apa yang dinamakan dengan gumuk pasir.
Pembahan tentang morfologi gumuk pasir dan model
matematikanya akan diberikan pada bab tujuh. Bagian selanjutnya akan dibahas
estuaria yaitu suatu daerah yang paling banyak manusianya dibandingkan jenis
pantai yang lain.,sirkulasi arus serta proses transport yang terjadi. Pada bab bentuk khusus pantai yaitu dataran
lumpur dan rawa. Suatu fenomena yang merubah secara drastis bentuk pantai.
Fenomena ini yang dinamakan tsunami,
meskipun jarang terjadi tetapi sangat penting karena bersifat merusak.

Gelombang terbentuk karena
adanya pergerakan angin. Besar kecilnya kecepatan angin berpengaruh terhadap
besar kecilnya gelombang. Gempa bumi bawah laut, longsoran dasar laut dan
letusan gunung api bawah laut atau tepi pantai dapat menimbulkan gelombang besar
yang disebut sebagai tsunami.
Arus berbeda dengan
gelombang, arus mempunyai pergerakan menerus sedangkan gelombang tidak. Arus
dapat dikelompokkan menjadi longshore
atau littoral current dan wave current. Dalam perkembangan
selanjutnya, pantai dapat tererosi oleh gelombang dan arus, dapat juga
mengalami pelarutan dan korasi atau abrasi.
Di daerah pantai dapat pula
terjadi proses akumulasi sedimen (dari dataran) terutama disekitar muara
sungai. Akumulasi tersebut dapat membuat delta delta. Menurut bentuknya, delta
bisa dikelompokkan menjadi cuspate, lobate dan elongate. Bentuk – bentuk tersebut erat kaitannya dengan besar
kecilnya gelombang. Batuan hasil pengendapan oleh air
laut disebut sedimen marine.
Pengendapan oleh air laut di karenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan pengendapan pantai.
Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang
pantai. Biasanya terdiri dari material pasir. Ukuran dan komposisi material di
pantai sangat bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin,
dan arus laut. Arus pantai mengangkut
material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi perubahan arah, maka arus
pantai akan tetap mengangkut material material ke laut yang dalam. Ketika
material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan material. Setelah sekian
lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas permukaan lauta, akumulasi
material itu disebut spit. Jika arus
pantai terus berlanjut, spit akan
semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membetuk
penghalang pantai (barrier beach).
v Bentang Alam Pantai
Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk
morfologi pantai tersebut di atas antara lain : pengaruh diatropisme, tipe
batuan, struktur geologi, penruh
perubahan naik turunnya muka air laut, serta pengendapan sedimen asal daratan,
erosi dan angin.

Pada daerah pantai yang masih mendapat penagruh
air laut dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Beach (daerah pantai), yaitu : daerah yang
langsung mendapat pengaruh air laut dan selalu dapat dicapai oleh pasang naik
dan pasang surut.
b. Shore
line (garis pantai),
yaitu jalur pemisah yang relatif berbentuk baris dan relatif merupakan batas
antara daerah yang dicapai air laut dan yang tidak bisa.
c. Coast
(pantai), yaitu daerah
yang berdekatan dengan laut dan masih mendapat pengaruh dari air laut.
v Klasifikasi Pantai
Johnson’s (1919)
mengklasifikasikan pantai berdasar genesanya menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pantai Emergence
Pantai yang terbentuk jika terjadi pengangkatan, sehingga terjadi kemunduran garis
pantai. Pada awalnya pantai ini mempunyai garis batas daratan laut yang
cenderung lurus.Kedalaman laut mendalam/ menurun secara perlahan dan teratur.
2.
Pantai Submergence
Pantai ini terbentuk jika air laut menggenangi
dataran, bisa di analogkan dengan tepi danau waduk atau batuan karena adanya
bendungan. Pada tahap awal daerah pantai model ini tak teratur, banyak teluk
dan lembah tenggelam, dasarlaut mempunyai kedalaman yang tak teratur
menggambarkan topografi lembah dan bukit-bukit lama.
3.
Pantai Compound (campuran)
Terbentuk oleh adanya proses pengangkatan dan
penurunan. Dicirikan oleh adanya daratan pantai dan teluk-teluk yang banyak.
4.
Pantai Netral
Pantai ini terbentuk oleh karena aterjadinya
pengendapan aluvial
Delta, dataran aluvial dan
dataran outwash merupakan ciri-ciri pantai netral.
7.1
Prosedur
kerja :
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu :
-
Amati
peta topografi morfologi pantai.
-
Beri tanda
pada bagian bagian yang akan diiterpretsi.
-
warnai
bagian-bagian yang terdapat pada peta.
-
Interpretasi dari hasil data yang telah di buat tadi.
Pantai adalah tempat akumulasi sementara bahan rombakan sepanjang dan pada daerah kikisan
gelombang (wave cut). Pantai yang termasuk dalam satuan
geomorfologi orde 2 merupakan bagian dari dataran pantai. Dalam beberapa
keadaan geologi yang khusus, pantai bisa merupakan bagian dari pegunungan yang
tenggelam ke laut. Faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan
model pantai adalah gelombang (wave)
dan arus (current). Gelombang pasang
surut (tides) pengaruhnya. Dataran pantai adalah
suatu tempat dimana interaksi antara lautan dan daratan terjadi. Gelombang laut
yang menerpa pantai akan memberikan energi baik berupa energi kinetik maupun
energi panas. Daratan memberikan respon terhadap energi yang datang berupa
berubahnya bentuk pantai. Jika daratan memberikan material ke laut maka laut
pun akan memberikan respon yaitu berubahnya besar dan arah gelombang datang.
Perubahan bentuk pantai baik akibat pengaruh dari laut ke darat ataupun dari
darat ke laut berupa sedimentasi dan erosi. Proses utama perubahan morfologi
pantai diakibatkan oleh gelombang, dinamika gelombang laut. Selain transfer
energi maka gelombang akan memberikan transfer massa berupa arus dipantai.
dinamika pantai yaitu gelombang dan pasang surut maka penyusun pantai yaitu
sedimen. Sedimen adalah rekaman alamiah proses dinamika yang terjadi di pantai.
Dengan mempelajari sedimennya maka kita dapat merunut proses dinamika apa saja
yang terjadi pada pantai tersebut. Klasifikasi pantai ditentukan oleh jenis
sedimennya. salah satu jenis pantai yang tersusun atas sedimen berupa pasir.
Pantai dengan bentuk semacam ini dinamakan beach.
Seperti arus sejajar pantai, arus tegak lurus pantai, perpindahan sedimen serta
perubahan garis pantai akan dibahas secara mendalam. Pantai jenis beach mempunyai gaya pengerak lain
disamping gelombang dan pasang surut yaitu angin. Perubahan morfologi akibat
angin akan membentuk apa yang dinamakan dengan gumuk pasir.
Gelombang
terbentuk karena adanya pergerakan angin. Besar kecilnya kecepatan angin
berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang. Batuan hasil pengendapan
oleh air laut disebut sedimen marine.
Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penge
Bentuk-bentuk pantai ada berbagai macam
sebagai akibat dari berbagai proses geologi yang membentuknya dan batuan serta
struktur geologi yang mengendalikannya. Ada pantai yang berbentuk dataran yang
landai baik yang sempit maupun yang lebar, atau pantai yang bertebing terjal
dan berbatu-batu, dan berteluk-teluk. Berikut ini beberapa ulasan mengenai hal
tersebut.
Johnson mengenali berbagai bentuk pantai antara lain :
1. Pantai bertebing terjal dan berteluk-teluk (fyord) :
Pantai berbatasan langsung dengan kaki bukit/gunung atau dengan dataran yang sempit. Teluk-teluk berselingan dengan punggungan bukit dengan berbagai struktur geologi seperti struktur lipatan, patahan, komplex, atau gunungapi. Dasar laut umumnya terjal, langsung ke laut dalam. Gejala demikian terlihat di Dalmasia, Spanyol, Pasifik Selatan, dan mungkin juga di Indonesia bagian Timur. Hal tersebut disebabkan oleh tenggelamnya wilayah tersebut oleh genangan airlaut (submergence).
2. Pantai berdataran yang luas dan panjang :
Pantai ini mempunyai ciri adanya dataran yang luas. Banyak yang lurus, dasar laut yang relatif dangkal dan merupakan hasil endapan sedimen dari daratan, dengan kemiringan kearah laut dalam secara gradual.
Kerja gelombang di pantai menghasilkan berbagai morfologi seperti pematang pantai (barrier bars) laguna (lagoon) dengan “tidal inlet”, dan delta
Banyak dari gejala tersebut di atas dibentuk karena munculnya dasar laut, ke permukaan.
Dalam perkembangannya, kedua jenis pantai tersebut dapat berelevasi ke berbagai bentuk pantai.
Selain kedua jenis pantai tersebut, yang bentuk-bentuknya dipengaruhi oleh kondisi muka laut, maka terdapat pula bentuk-bentuk pantai yang lain :
3. Delta, dataran aluvial, dan “Outwosh Plain”.
Delta merupakan dataran di muara sungai yang terbentuk sebagai akibat dari endapan sedimen di laut yang berasal dari sungai. Berbagai bentuk delta dikenal tergantung kepada kondisi morfologi sungai, morfologi dataran, arah gelombang laut, kedalaman laut, dsb.
Dataran Aluvial merupakan wilayah yang datar atau hampir datar yang terbentuk oleh endapan yang dibawa air. Beberapa jenis bentuk “dataran aluvial” antara lain :
a. Kipas aluvial, berbentuk “kipas” dengan apex berada pada bagian hulu dan kakinya berada di bagian hilir. Umumnya berada pada perbatasan antara wilayah pegunungan/perbukitan dengan wilayah dataran. Kemiringan lereng bervariasi antara 0o – 30 o, makin ke hilir makin mendatar.
b. Dataran sungai; merupakan dataran di dalam tubuh sungai yang terbentuk oleh sedimentasi (point bars). Endapan dapat berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau, danlempung.
c. Dataran banjir; berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.
d. Dataran pantai; suatu dataran di tepi pantai yang terbentuk oleh endapan akibat gelombang laut di saat kondisi pasang dan surut. Umumnya berupa bongkah, kerakal, dan pasir.
e. Dataran rawa; merupakan dataran bekas rawa-rawa dekat pantai, terbentuk sebagai akibat dari kondisi surut muka laut atau naiknya permukaan daratan (emmergence). Terdiri dari tanah pasir halus, lumpur, dan lumpur/tanah organik, gambut.
Segala jenis endapan di wilayah dataran tersebut diatas umumnya bersifat lepas, lunak, lembek, belulm tersemen kuat sehingga bersifat lolos air, mudah terkikis, mudah ambles khususnya yang bersifat lempung dan organik.
Kawasan pantai umumnya merupakan wilayah yang merupakan koridor pembangunan yang diminati. Hal tersebut disebabkan karena wilayah tersebut mengandung banyak hal yang memberi kemudahan dan memberi daya dukung untuk pembangunan. Kemudahan dan daya dukung tersebut adalah :
1) Wilayah pantai sebagian besar merupakan wilayah dataran dengan kemiringan lereng yang datar atau hampir datar, sehingga mudah dicapai dan banyak pembangunan dapat dilaksanakan.
2) Berbatasan dengan laut sehingga di beberapa tempat dapat dikembangkan menjadi pelabuhan sehingga dapat terjalin komunikasi ke luar pulau, serta adanya wilayah penangkapan dan budidaya perikanan laut.
3) Banyak sungai mengalir dan bermuara di wilayah pantai ini. Sungai dapat menjadi sumbu air tawar, dan muara sungai menjadi wilayah pelabuhan.
4) Tanah di wilayah dataran pantai mempunyai tanah yang lunak, gembur, berpori sehingga dapat menjadi akifer air tanah yang baik dan dangkal dibandingkan dengan wilayah pegunungan. Tanah yang lunak dan gembur merupakan tanah yang relatif mudah digarap menjadi kawasan pertanian dan sawah.
5) Wilayah pantai yang merupakan pertemuan antara daratan dan lautan pada umumnya mempunyai pemandangan yang indah dan mempesona, sehingga dapat berkembang menjadi daerah pariwisata bahari, lebih-lebih jika terdapat terumbu karang.
6) Wilayah pantai merupakan berbagai ekosistem seperti wilayah hutan bakau, terumbu karang, laguna, serta gua-gua pada tebing terjal di pantai, muara sungai/delta, dan pantai landai berpasir.
Johnson dalam Lobeck (1939: 345) melakukan klasifikasi pantai yang didasarkan pada perubahan relatif tinggi permukaan air laut, menjadi 4 jenis pantai, yaitu:
a. Pantai submergen (Shoreline of submergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri penurunan daratan/dasar laut, yang termasuk ke dalam klasifikasi ini adalah:
• Pantai Ria, pantai ini terjadi kalau pantai tersebut bergunung dan berlembah dengan arah yang melintang kurang lebih tegak lurus terhadap pantai. Pada tiap teluk bermuara sebua sungai.
• Pantai Fyord, pantai ini terjadi karena adanya lembah-lembah hasil pengikisan oleg gletser mengalami penurunan. Fyord ini banyak terdapat pada daerah-daerah yang dulunya mengalami pengerjaan glasial sampai pantai.
b. Pantai emergen (Shoreline of emergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri pengangkatan relatif dasar laut. Pada pantai jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
• Pantai emergen yang berupa pegunungan, ciri utama dari pantai ini adalah adanya beach atau cliff yang terangkat hingga letaknya jauh lebih tinggi dari pada yang dapat dijangkau oleh gelombang. Juga bekas pantai lama yang telah terangkat yang ditandai oleh adanya goa-goa, relung, cliff yang saat ini tidak lagi tercapai oleh geolombang laut.
• Pantai emergen yang berupa dataran rendah, pantai ini terjadi pada continental shelf dangkalan yang terangkat sampai ke atas permukaan laut. Pantai ini biasanya tersusun atas batuan sedimen marine. Pantai jenis ini di daerah pedalaman (pesisir/coast) merupakan dataran yang relatif luas dan daratan yang patah (fall line) terkadang dijumpai banyak air terjun (seperti di Pantai Tenggara USA, dataran pesisir melandai serta material batuannya berupa sedimen marine. Contoh lainnya adalah pantai Teluk Mexico dan pantai selatan Rio de La Plata di Argentina.
c. Pantai netral (Neutral Shoreline), pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas (tidak ada tanda-tanda bekas pengangkatan dan penurunan daratan/dasar laut). Pantai jenis ini meluas ke arah laut. Jenis yang termasuk ke dalam jenis ini adalah:
• Pantai delta (delta shorelines), pantai yang dicirikan oleh adanya pengendapan pada muara sungai.
• Pantai vulkanis (volcano shorelines), terjadi karena material gunungapi yang ke luar dari perut bumi mengalir sampai ke laut.
• Pantai dataran aluvial (delta shorelines), jenis ini sangat erat kaitannya dengan pantai delta.
• Pantai karang (coral reef shorelines), merupakan pantai yang diperkuat oleh adanya
pembentukan gosong-gosong karang. Material sebagian besar berupa pengendapan karang.
• Pantai sesar (fault shorelines), di mana air laut mencapai muka sesar. Pantai golongan ini pada umumnya tidak meliputi daerah yang tidak terbatas (tidak luas).
d. Pantai majemuk (Compound Shoreline). Pantai ini terjadi sebagai akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Bentuk yang dihasilkan juga bermacam-macam pula, ada yang ditandai oleh adanya pengangkatan, ditandai telah terjadinya proses penurunan. Oleh karena itu, pantai demikian disebut dengan pantai majemuk. Contoh pantai jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Pulau Jawa.
Pantai 90 mile Australia
Keadaan dan bentuk pantai berbeda pada setiap tempat. Beberapa jenis pantai yang sering dijumpai antara lain:
Pantai landai, yaitu pantai yang bentuknya hampir rata dengan permukaan laut. Laut di pantai landai biasanya sangat dangkal. Pantai landai dijumpai di pantai sebelah timur Pulau Sumatra, pantai sebelah utara Pulau Jawa, dan Pantai Selatan Kalimantan.
Pantai curamatau pantai terjal, yaitu pantai yang bentuknya curam menghadap ke laut oleh karena pegunungan yang membentang sepanjang pantai sehingga lereng yang curam langsung berbatasan dengan laut. Pada pantai ini sering terdapat gua-gua pantai akibat pukulan ombak yanhg berlangsung setiap saat. Pantai curam banyak ditemukan di pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa dan pantai-pantai lainnya.
Johnson mengenali berbagai bentuk pantai antara lain :
1. Pantai bertebing terjal dan berteluk-teluk (fyord) :
Pantai berbatasan langsung dengan kaki bukit/gunung atau dengan dataran yang sempit. Teluk-teluk berselingan dengan punggungan bukit dengan berbagai struktur geologi seperti struktur lipatan, patahan, komplex, atau gunungapi. Dasar laut umumnya terjal, langsung ke laut dalam. Gejala demikian terlihat di Dalmasia, Spanyol, Pasifik Selatan, dan mungkin juga di Indonesia bagian Timur. Hal tersebut disebabkan oleh tenggelamnya wilayah tersebut oleh genangan airlaut (submergence).
2. Pantai berdataran yang luas dan panjang :
Pantai ini mempunyai ciri adanya dataran yang luas. Banyak yang lurus, dasar laut yang relatif dangkal dan merupakan hasil endapan sedimen dari daratan, dengan kemiringan kearah laut dalam secara gradual.
Kerja gelombang di pantai menghasilkan berbagai morfologi seperti pematang pantai (barrier bars) laguna (lagoon) dengan “tidal inlet”, dan delta
Banyak dari gejala tersebut di atas dibentuk karena munculnya dasar laut, ke permukaan.
Dalam perkembangannya, kedua jenis pantai tersebut dapat berelevasi ke berbagai bentuk pantai.
Selain kedua jenis pantai tersebut, yang bentuk-bentuknya dipengaruhi oleh kondisi muka laut, maka terdapat pula bentuk-bentuk pantai yang lain :
3. Delta, dataran aluvial, dan “Outwosh Plain”.
Delta merupakan dataran di muara sungai yang terbentuk sebagai akibat dari endapan sedimen di laut yang berasal dari sungai. Berbagai bentuk delta dikenal tergantung kepada kondisi morfologi sungai, morfologi dataran, arah gelombang laut, kedalaman laut, dsb.
Dataran Aluvial merupakan wilayah yang datar atau hampir datar yang terbentuk oleh endapan yang dibawa air. Beberapa jenis bentuk “dataran aluvial” antara lain :
a. Kipas aluvial, berbentuk “kipas” dengan apex berada pada bagian hulu dan kakinya berada di bagian hilir. Umumnya berada pada perbatasan antara wilayah pegunungan/perbukitan dengan wilayah dataran. Kemiringan lereng bervariasi antara 0o – 30 o, makin ke hilir makin mendatar.
b. Dataran sungai; merupakan dataran di dalam tubuh sungai yang terbentuk oleh sedimentasi (point bars). Endapan dapat berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau, danlempung.
c. Dataran banjir; berupa dataran yang luas yang berada pada kiri kanan sungai yang terbentuk oleh sedimen akibat limpasan banjir sungai tersebut. Umumnya berupa pasir, lanau, dan lumpur.
d. Dataran pantai; suatu dataran di tepi pantai yang terbentuk oleh endapan akibat gelombang laut di saat kondisi pasang dan surut. Umumnya berupa bongkah, kerakal, dan pasir.
e. Dataran rawa; merupakan dataran bekas rawa-rawa dekat pantai, terbentuk sebagai akibat dari kondisi surut muka laut atau naiknya permukaan daratan (emmergence). Terdiri dari tanah pasir halus, lumpur, dan lumpur/tanah organik, gambut.
Segala jenis endapan di wilayah dataran tersebut diatas umumnya bersifat lepas, lunak, lembek, belulm tersemen kuat sehingga bersifat lolos air, mudah terkikis, mudah ambles khususnya yang bersifat lempung dan organik.
Kawasan pantai umumnya merupakan wilayah yang merupakan koridor pembangunan yang diminati. Hal tersebut disebabkan karena wilayah tersebut mengandung banyak hal yang memberi kemudahan dan memberi daya dukung untuk pembangunan. Kemudahan dan daya dukung tersebut adalah :
1) Wilayah pantai sebagian besar merupakan wilayah dataran dengan kemiringan lereng yang datar atau hampir datar, sehingga mudah dicapai dan banyak pembangunan dapat dilaksanakan.
2) Berbatasan dengan laut sehingga di beberapa tempat dapat dikembangkan menjadi pelabuhan sehingga dapat terjalin komunikasi ke luar pulau, serta adanya wilayah penangkapan dan budidaya perikanan laut.
3) Banyak sungai mengalir dan bermuara di wilayah pantai ini. Sungai dapat menjadi sumbu air tawar, dan muara sungai menjadi wilayah pelabuhan.
4) Tanah di wilayah dataran pantai mempunyai tanah yang lunak, gembur, berpori sehingga dapat menjadi akifer air tanah yang baik dan dangkal dibandingkan dengan wilayah pegunungan. Tanah yang lunak dan gembur merupakan tanah yang relatif mudah digarap menjadi kawasan pertanian dan sawah.
5) Wilayah pantai yang merupakan pertemuan antara daratan dan lautan pada umumnya mempunyai pemandangan yang indah dan mempesona, sehingga dapat berkembang menjadi daerah pariwisata bahari, lebih-lebih jika terdapat terumbu karang.
6) Wilayah pantai merupakan berbagai ekosistem seperti wilayah hutan bakau, terumbu karang, laguna, serta gua-gua pada tebing terjal di pantai, muara sungai/delta, dan pantai landai berpasir.
Johnson dalam Lobeck (1939: 345) melakukan klasifikasi pantai yang didasarkan pada perubahan relatif tinggi permukaan air laut, menjadi 4 jenis pantai, yaitu:
a. Pantai submergen (Shoreline of submergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri penurunan daratan/dasar laut, yang termasuk ke dalam klasifikasi ini adalah:
• Pantai Ria, pantai ini terjadi kalau pantai tersebut bergunung dan berlembah dengan arah yang melintang kurang lebih tegak lurus terhadap pantai. Pada tiap teluk bermuara sebua sungai.
• Pantai Fyord, pantai ini terjadi karena adanya lembah-lembah hasil pengikisan oleg gletser mengalami penurunan. Fyord ini banyak terdapat pada daerah-daerah yang dulunya mengalami pengerjaan glasial sampai pantai.
b. Pantai emergen (Shoreline of emergence), merupakan pantai yang ditandai oleh adanya ciri-ciri pengangkatan relatif dasar laut. Pada pantai jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
• Pantai emergen yang berupa pegunungan, ciri utama dari pantai ini adalah adanya beach atau cliff yang terangkat hingga letaknya jauh lebih tinggi dari pada yang dapat dijangkau oleh gelombang. Juga bekas pantai lama yang telah terangkat yang ditandai oleh adanya goa-goa, relung, cliff yang saat ini tidak lagi tercapai oleh geolombang laut.
• Pantai emergen yang berupa dataran rendah, pantai ini terjadi pada continental shelf dangkalan yang terangkat sampai ke atas permukaan laut. Pantai ini biasanya tersusun atas batuan sedimen marine. Pantai jenis ini di daerah pedalaman (pesisir/coast) merupakan dataran yang relatif luas dan daratan yang patah (fall line) terkadang dijumpai banyak air terjun (seperti di Pantai Tenggara USA, dataran pesisir melandai serta material batuannya berupa sedimen marine. Contoh lainnya adalah pantai Teluk Mexico dan pantai selatan Rio de La Plata di Argentina.
c. Pantai netral (Neutral Shoreline), pantai yang tidak memperlihatkan kedua ciri di atas (tidak ada tanda-tanda bekas pengangkatan dan penurunan daratan/dasar laut). Pantai jenis ini meluas ke arah laut. Jenis yang termasuk ke dalam jenis ini adalah:
• Pantai delta (delta shorelines), pantai yang dicirikan oleh adanya pengendapan pada muara sungai.
• Pantai vulkanis (volcano shorelines), terjadi karena material gunungapi yang ke luar dari perut bumi mengalir sampai ke laut.
• Pantai dataran aluvial (delta shorelines), jenis ini sangat erat kaitannya dengan pantai delta.
• Pantai karang (coral reef shorelines), merupakan pantai yang diperkuat oleh adanya
pembentukan gosong-gosong karang. Material sebagian besar berupa pengendapan karang.
• Pantai sesar (fault shorelines), di mana air laut mencapai muka sesar. Pantai golongan ini pada umumnya tidak meliputi daerah yang tidak terbatas (tidak luas).
d. Pantai majemuk (Compound Shoreline). Pantai ini terjadi sebagai akibat dari terjadinya proses yang berulang kali mengalami perubahan relatif muka air laut (naik dan turun). Bentuk yang dihasilkan juga bermacam-macam pula, ada yang ditandai oleh adanya pengangkatan, ditandai telah terjadinya proses penurunan. Oleh karena itu, pantai demikian disebut dengan pantai majemuk. Contoh pantai jenis ini banyak dijumpai di pantai selatan Pulau Jawa.
Pantai 90 mile Australia
Keadaan dan bentuk pantai berbeda pada setiap tempat. Beberapa jenis pantai yang sering dijumpai antara lain:
Pantai landai, yaitu pantai yang bentuknya hampir rata dengan permukaan laut. Laut di pantai landai biasanya sangat dangkal. Pantai landai dijumpai di pantai sebelah timur Pulau Sumatra, pantai sebelah utara Pulau Jawa, dan Pantai Selatan Kalimantan.
Pantai curamatau pantai terjal, yaitu pantai yang bentuknya curam menghadap ke laut oleh karena pegunungan yang membentang sepanjang pantai sehingga lereng yang curam langsung berbatasan dengan laut. Pada pantai ini sering terdapat gua-gua pantai akibat pukulan ombak yanhg berlangsung setiap saat. Pantai curam banyak ditemukan di pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa dan pantai-pantai lainnya.
Komentar
Posting Komentar